Senin, 15 April 2013

Air Mata Taubat Nabi Adam a.s

      Tahukah saudara semenjak Nabi Adam terkeluar dari syurga akibat tipu daya iblis, beliau menangis selama 300 tahun. Nabi Adam tidak mengangkat kepalanya ke langit kerana terlampau malu kepada Allah swt. Beliau sujud di atas gunung selama seratus tahun. Kemudian menangis lagi sehingga air matanya mengalir di jurang Serantip.

      Dari air mata Nabi Adam itu Allah tumbuhkan pohon kayu manis dan pokok cengkih. Beberapa ekor burung telah meminum air mata beliau. Burung itu berkata, "Sedap sungguh air ini." Nabi Adam terdengar kata-kata burung tersebut. Beliau menyangka burung itu sengaja mengejeknya kerana perbuatan derhakanya kepada Allah. Ini membuatkan Nabi Adam semakin hebat menangis.

       Akhirnya Allah telah menyampaikan wahyu yang bermaksud, "Hai Adam, sesungguhnya aku belum pernah menciptakan air minum yang lebih lazat dan hebat dari air mata taubatmu itu."

Rabu, 03 April 2013

Peserta Didik Pramuka


Anggota Biasa:

Anggota biasa terdiri atas anggota muda, anggota dewasa muda dan anggota dewasa.

Anggota Muda terdiri atas :

1. Siaga

Yaitu Anggota Gerakan Pramuka yang berusia 7 sampai dengan 10 tahun. Biasa disingkat dengan huruf S atau dilambangkan dengan kode warna Hijau. Siaga umumnya adalah kelas 2 sampai dengan kelas5 Sekolah Dasar.

2. Penggalang

Yaitu anggota Gerakan Pramuka yang berusia antara 11 sampai dengan 15 tahun. Biasa disingkat dengan huruf G atau dilambangkan dengan kode warna Merah. Penggalang umumnya adalah siswa kelas 5 dan 6 Sekolah Dasar atau siswa Sekolah Menengah Pertama.

3. Penegak

Yaitu anggota Gerakan Pramuka yang berusia antara 16 sampai dengan 20 tahun. Biasa disingkat dengan huruf T atau dilambangkan dengan kode warna Kuning. Penegak umumnya adalah siswa Sekolah Menengan Atas.

Anggota Dewasa Muda

Anggota dewasa muda adalah Pramuka Pandega yaitu anggota Gerakan Pramuka yang berusia 21 sampai dengan 25 Tahun dan belum menikah. Pandega merupakan anggota Racana (Gerakan Pramuka yang diselenggarakan di tingkat Perguruan Tinggi).

Anggota Dewasa

Anggota Dewasa terdiri atas:
  • Pembina Pramuka.
  • Pelatih Pembina Pramuka.
  • Pembina Profesional.
  • Pamong Saka dan Instruktur Saka.
  • Pimpinan Saka.
  • Andalan.
  • Anggota Majelis Pembimbing.

Anggota Kehormatan


  • Orang yang berjasa pada Pramuka.
  • Simpatisan Gerakan Pramuka.

Hamas Mulai Terapkan Larangan ‘Ikhtilat’ Di Sekolah

MENTERI pendidikan untuk Hamas yang memerintah wilayah jalur Gaza Palestina pada Senin kemarin (1/4/2013) mengatakan bahwa sebuah undang-undang yang melarang para siswa berlainan jenis saling bercampur (ikhtilat) di kelas mulai berlaku.

Undang-undang, yang dikeluarkan pada tanggal 10 Februari, telah disetujui oleh dewan legislatif gerakan Islam Hamas dan mulai berlaku pada hari Ahad, Osama Mazini mengatakan pada sebuah konferensi pers.
Pasal 46 dari undang-undang itu menyatakan bahwa melarang
pencampuran siswa dari dua jenis kelamin yang berbeda di lembaga pendidikan setelah siswa berusia sembilan tahun dan akan ada kelas khusus untuk siswa perempuan.

Undang-undang pendidikan baru yang telah disetujui juga melarang penerimaan hadiah atau bantuan yang ditujukan untuk normalisasi (hubungan) dengan pendudukan Zionis Israel.

Hamas telah memerintah Jalur Gaza sejak 2007, setelah menang telak dalam pemilihan umum Palestina setahun sebelum melawan saingannya Fatah yang berbasis di Tepi Barat.(islampos)

Dua Dari Kesembilan Wali Adalah Orang Palestina





Ada dua wali dari kesembilan wali songo yang berasal dari Palestina. Kedua orang itu adalah Sunan Gunung Jati dan Sunan Kudus. Sunan Kudus sendiri adalah seorang pakar militer dan ahli perang.

Demikian disampaikan oleh Ustad Syaiful Bahri dari Asia Pacific Community For Palestine (ASPAC). Menurut Syaiful inilah hal penting yang harus disadar umat Islam di Indonesia.

“Jadi keterikatan bangsa Indonesia dengan Palestina justru sudah ada jauh sebelum Indonesia itu sendiri merdeka” Jelasnya dalam kegiatan“Kemenangan Suriah, Kunci Menuju Bebasnya Al-Aqsha”, hari Ahad (24/o3/2013), di Masjid Baitul Ihsan, Jakarta Pusat.
Peran Sunan Kudus dan wali songo bukan sebatas dakwah tapi juga mereka
memimpin Jihad melawan Portugis dan Belanda yang ingin menjajah Indonesia. Fakta ini seharusnya bisa membangun pemahaman mendalam tentang ukhuwah Islamiyah itu sendiri.

Menurut Syaiful, saat ini satu-satu sejarah Islam lintas benua itu dihapus. Akhirnya bukan hanya menjauhkan muslim Indonesia dengan muslim Palestina.

“Tapi musuh Islam juga mengotak-ngotakan antara Suriah dan Palestina padahal mereka juga satu tanah air yaitu Syam” Jelasnya lagi.

Syaiful menegaskan sudah waktunya umat Islam Indonesia memahami ini. Agar keterkaitan ukhuwah Islamiyah sesama muslim lintas benua sangat penting untuk membangun kekuatan Islam yang multidimensi ditingkat International.[Bumisyam/UGT]

INILAH 12 GOLONGAN YANG DI DO'AKAN MALAIKAT



1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.
"Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdo'a: "Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci." (H.R. Imam Ibnu Hibban dari Abdullah bin Umar)

2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat.
"Tidaklah salah seorang di antara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendo'akannya: "Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia." (H.R. Imam Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Muslim 469)
3. Orang-orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah.
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang-orang) yang berada pada shaf-shaf terdepan." (Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra' bin 'Azib)

4. Orang-orang yang menyambung shaf pada shalat berjamaah (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf).
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang-orang yang menyambung shaf-shaf." (Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al-Hakim meriwayatkan dari Aisyah)

5. Para malaikat mengucapkan 'aamiin' ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah.
"Jika seorang Imam membaca 'ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalinn', maka ucapkanlah oleh kalian 'aamiin', karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu." (H.R. Imam Bukhari dari Abu Hurairah, Shahih Bukhari 782)

6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat.
"Para malaikat akan selalu bershalawat (berdoa) kepada salah satu di antara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat di mana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, "Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia." (H.R. Imam Ahmad dari Abu Hurairah, Al Musnad 8106)

7. Orang-orang yang melakukan shalat Shubuh dan 'Ashar secara berjama'ah.
"Para malaikat berkumpul pada saat shalat Shubuh lalu para malaikat (yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga Shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat 'Ashar dan malaikat yang ditugaskan pada
siang hari (hingga shalat 'Ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka: "Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?", mereka menjawab: "Kami datang, sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka, sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat." (H.R. Imam Ahmad dari Abu Hurairah, Al Musnad 9140)

8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.
"Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata 'aamiin' dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan." (H.R. Imam Muslim dari Ummud Darda', Shahih Muslim 2733)

9. Orang-orang yang berinfak.
"Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu di antara keduanya berkat: "Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak." Dan lainnya berkata: "Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit." (H.R. Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Bukhari 1442 dan Shahih Muslim 1010)

10. Orang yang sedang makan sahur.
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat (berdo'a) kepada orang-orang yang sedang makan sahur. Insya Allah termasuk di saat sahur untuk puasa sunnah." (H.R. Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, dari Abdullah bin Umar)

11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit.
"Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya, kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh." (H.R. Imam Ahmad dari 'Ali bin Abi Thalib, Al Musnad 754)

12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.
"Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah di antara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain." (H.R. Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily).

7 INDIKATOR BANGSA DIAMBANG KEHANCURAN




Standar baik buruk sebuah umat dan bangsa atau kebaikan mereka tentu dengan tolok ukur syariat Islam yang berangkat dari nilai keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Menurut Al-Quran iman dan takwa adalah faktor pembuka keberkahan dari langit dan bumi. Namun ini dalam konteks keumatan dan kebangsaan. Allah menjamin keberkahan itu akan diperoleh jika “suatu bangsa dan umat” mau komitmen dengan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan.

 “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah-berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (Al-A’raf: 96)

Dalam Al-Quran banyak kisah-kisah umat terdahulu yang dihancurkan oleh Allah karena jauhnya mereka dari nilai-nilai iman dan takwa. Di lain sisi juga banyak kisah bangsa dan umat yang mendapatkan limpahan berkah karena mereka bersyukur, beriman dan bertakwa. Kisah umat Nabi Daud dan Sulaiman misalnya berkisah tentang kekuasaan dan kekayaan yang dikendalikan oleh orang-orang yang shalih bersyukur. Wal hasil, bukan saja manusia, keberkahan juga dirasakan oleh bangsa binatang sekalipun.

Demikian juga kisah tentang “baldatun thayibah” (negeri yang tentram) di bangsa Saba’  karena mereka bersyukur atas nikmat Allah. Pada saat mereka ingkar dan berpaling, Allah menggantikan segala kenikmatan itu menjadi bencana dan malapetaka.

Jika nilai keimanan, takwa, dan syukur menjadi syarat dibukanya pintu berkah, adakah indiktor yang menandakan bahwa sebuah masyarakat yang diberkahi itu diridlai dan baik menurut kaca mata syariat? Satu indikator di antara indikator ini bukan satu-satunya pertanda kebaikan dan keberkahan sebuah bangsa.

1. Kekuasaan Dikendalikan Orang Fasik

Sebab pemimpin adalah produk dari masyarakat itu sendiri. Mereka lahir dari masyarakat yang membesarkannya. Pemimpin sebuah bangsa adalah orang pilihan mereka. Jika pemimpin itu dari sisi moralitas dan inteljensianya di bawah rata-rata itu cerminan dari masyarakat yang memilih mereka jadi pemimpin.

Allah mengisyaratkan hal ini dalam Al-Quran:

“Dan Demikianlah kami jadikan sebahagian orang-orang yang zalim itu menjadi teman bagi sebahagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan.” (Al An’am: 129)

Nabi juga menegaskan, “Sebagaimana kondisi kalian, (Allah) memberikan pemimpin yang menguasai kalian.” (HR. Dailami)

Jika pemimpin sebuah bangsa orang yang shalih benar-benar yang akidah, moralitas, visi dan misinya sesuai dengan syariat Islam maka itu pertanda itu masyarakat yang baik menurut standar Islam. Sebab ia akan membawa kebaikan bagi masyarakatnya. Ia akan menggunakan kekuasaannya untuk menegakkan syariat Allah, menegakkan amar makmur dan nahi mungkar dan menciptakan keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakatnya.

Sebaliknya, jika orang yang jahat atau buruk menjadi penguasa maka itu pertanda masyarakat akan mendapatkan imbas dan sasaran serta obyek dari kejahatan dan nafsu serakahnya. Sebab kepentingan yang diburu adalah kepentingan pribadi dan kelompoknya.

2. Kekayaan Didominasi Orang Yang Jahat dan Fasik

Yang dimaksud orang shalih adalah orang yang baik-baik secara moralitas dan bukan orang yang jahat. Prediket orang salih tentu bukan monopoli kiai, ustad, ajengan, ulama. Orang salih bisa jadi adalah orang biasa-biasa saja secara agama.

Kekayaan adalah tulang punggung sebuah kehidupan, termasuk kehidupan sebuah bangsa. Kekayaan sering digunakan sebagai standar kemakmuran sebuah bangsa. Kuantitas dan kemelimpahan kekayaan sebuah bukan standar satu-satunya keberkahan. Namun yang menjadi indikator adalah sumber kekayaan dan alokasinya.

Kekayaan dikuasi dan didominasi oleh orang-orang yang shalih menjadi pertanda dan indikator baiknya sebuah masyarakat. Sebab mereka pasti akan menggunakan untuk anggaran-anggaran belanja kebaikan bagi masyarakatnya. Serta menggunakan dana itu untuk perbaikan masyarakatnya.

Sebaliknya, jika kekayaan dikuasai oleh orang-orang fasik, anggaran belanja akan digunakan untuk hura-hura, kemaksiatan, kesenangan semata. Bahkan bisa jadi kekayaannya digunakan untuk industri kemaksiatan yang menyebabkan kerusakan di masyarakat.

Rasulullah bersabda, “Sebaik-baik harta adalah harta orang salih.”

3. Ketimpangan Sosial dan Tidak Meratanya Distribusi Kekayaan

Standar kebaikan sebuah bangsa bukan terletak pada kemelimpahan
materi semata. Namun kebaikan sebuah masyarakat apabila distribusi kekayaan dan sumber daya alamnya merata. Dengan kata lain terwujud keadilan social dan tidak ada kesenjangan mengangah antar si kaya dan si miskin. Masyarakat yang baik bukan berarti bersih dari orang miskin. Masyarakat yang baik adalah yang kebutuhan pangannya tercukupi secara umum, baik oleh kemurahan si kaya atau negara yang mengelolah sumber daya alamnya. Itu berarti si kaya menunaikan kewajiban sosialnya berupa zakat infak dan sedekah.

Sebaliknya, tanda masyarakat yang buruk adalah tidak adanya keadilan sosial, ketimpangan dan kesenjangan sosial yang tinggi. Kemiskinan dan kesenjangan menandakan kerakusan dan ketamakan si kaya dan para pejabatnya dalam mengelola SDA dan distribusinya. Akibatnya, kekayaan hanya berkeliling hanya di segelintir orang saya.

Allah berfirman, “Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.”

4. Tingginya Tingkat Kriminalitas

Masyarakat yang baik bukan berarti tanpa ada kasus kriminalitas. Namun sebuah masyarakat disebut rusak apabila angka kriminalitasnya tinggi. Entah itu kasus pidana, pemerkosaan, pencurian, korupsi, dan kejahatan-kejahatan lainnya. Rendahnya angka kriminalitas dan kejahatan mencerminkan masyarakat yang sadar hukum dan moralitas yang tinggi serta supremasi hukum dan wibawa penegak hukum di mata masyarakat. Di jaman Nabi tetap ada kasus perzinaan dan pencurian namun itu hanya satu kasus yang muncul dipermukaan. Namun Nabi menegakkan hukum secara adil tanpa pandang bulu.

Sebaliknya, tingginya angka kriminalitas di sebuah masyarakat mencerminkan rendahnya moralitas masyarakat tersebut atau tidak adanya supremasi hukum sehingga yang berlaku hanya hukum rimba atau karena konten hukum yang tidak efektif dan memberikan dampak perubahan di masyarakat. Rendahnya reputasi institusi hukum, tidak berwibawanya penegak hukum, penegakan hukum yang tidak adil, orang kuat yang melanggar hukum diganjar sanksi ringan sementara si lemah diganjar hukum berat, serta konten hukum yang tidak adil hanya akan menciptakan lingkaran dendam di kalangan masyarakat.

Rasulullah bersabda, “Hancurlah umat-umat sebelum kalian, jika orang lemah mencuri mereka menegakkan hukum kepadanya dan apabila orang terpandang mencuri, mereka membiarkannya.” (HR. Muslim)

5. Tingginya Angka Perceraian

Perceraian dalam Islam memang dibolehkan namun ia menjadi solusi terakhir bagi biduk rumah tangga yang sedang goyah. Karenanya jika perceraian menjadi fenomena lazim di sebuah masyarakat mereka tetap akan dibenci oleh Allah.

Rasulullah bersabda, “Hal yang halal yang paling dibenci Allah adalah talak (perceraian)”

Tingginya angka dan kasus perceraian di masyarakat menjadi indikator bahwa keluarga-keluarga mereka mengalami masalah keharmonisan. Keluarga adalah unsur terpenting bagi bangsa dan umat. Jika keluarganya sukses, pemerintahan akan sukses.

6. Bangsa Yang Menggantungkan kepada Hutang

Hutang adalah indikator kelemahan ekonomi sebuah bangsa sekaligus politiknya. Bangsa yang berhutang akan lebih banyak patuh dan tunduk kepada negara kuat yang menghutanginya. Karena itu, Rasulullah memerintahkan umat agak berlindung di antaranya dari lilitan hutang.

7. Merebaknya Musibah dan Bencana

Banyaknya musibah dan bencana alam memang tidak selalu menjadi indikator bangsa itu runtuh secara moral. Namun jika indikator-indikator sudah ada di masyarakat; kemusyrikan dan kemungkaran meraja lela sementara orang-orang salih tidak berdaya dan hanya diam tidak menunaikan amar makruf nahi mungkar, maka kemungkinan besar bencana dan musibah itu karena bentuk kemarahan Allah kepada umat tersebut.

“Dan takutlah kepada fitnah yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zhalim saja di antara kalian.” (Al-Anfal: 25)

Indikator dan fenomena di atas semata sebagai pengingat bagi kita untuk terus melakukan perubahan di masyarakat dengan mengefektifkan peran masing-masing.

Blogger templates

Categories

    Blogger news

    Blogroll

    About